Cendol People of The Year 2023

Siswa Bodoh
13 min readFeb 6, 2024

--

Kayaknya udah basi banget ya harusnya wkwkwk. Tapi gapapa, lebih baik telat daripada tidak sama sekali. Semoga tulisan ini bisa membantu memori saya yang lemah untuk mengingat kebaikan-kebaikan kalian di suatu hari nanti.

Cendol People of The Year 2023:

1. Zaini (dan segenap wargi panti)

Awal tahun 2023 kemarin saya masih berstatus mahasiswa, lebih tepatnya mahasiswa yang masih belum jelas kapan lulusnya. Meskipun begitu, sedikit cahaya harapan akan sidang tugas akhir sudah mulai tampak.

Mulai pertengahan tahun 2022, sampai setelah ramadhan 2023, saya cukup banyak menghabiskan waktu di Panti Az Zaini. Panti? Ya, memang begitu namanya. Entah siapa makhluk iseng yang menandai kontrakan Zaini dengan label panti. Lucu sekali mendengar cerita gofood bertanya kepada warga sekitar yang mencari lokasi panti, karena warga tahu bahwa di komplek tersebut tidak ada panti asuhan maupun panti jompo.

Panti Az Zaini

Kontrakan rumah ini merupakan Aset keluarga yang ditanggungjawabkan kepada Zaini. Mengingat hanya sendiri di rumah yang cukup besar tersebut, Zaini mengajak kawan-kawan Strekter untuk menempati, dengan syarat dan ketentuan berlaku tentunya.Karena diisi oleh bocah-bocah Strekter, akhirnya kontrakan tersebut dijadikan sebagai basecamp kami. Setiap ada masyarakat Strekter yang berkunjung ke Bandung, pasti menyinggahi tempat ini. Bila ada kawan kami yang sedang liburan, menunggu kerja, mencari keramaian, atau hanya sedang mencari pelarian karena tidak betah di rumah, Panti Az Zaini adalah solusinya. Bahkan orang sumatra, sampai orang yang rumahnya hanya beradius 1 km, bisa tinggal berbulan-bulan di sana.

Zaini dan Kontrakannya adalah saksi hidup bocah-bocah Strekter, yang sedang berjuang melawan Quarter Life Crisis-nya masing-masing. Tidak ada tempat yang lebih nyaman bagi kami untuk bersinggah dan beristirahat dari kejamnya hidup. Tempat yang aman dan nyaman untuk bercerita tanpa khawatir akan di judge oleh penghuni-penghuninya.

Dimanakah saya?

Terima kasih buat Zaini, Cece, Odet, Minil, Byan, Hasbon, Kudil, Takur, Dampong, Gipari, Om Kech, Repa, dan kawan-kawan singgah lainnya.

2. Mas Moko (Mas Fitri, Om Andi, dan segenap Divisi MPE BRI)

Setelah melalui serangkaian perusahaan yang membuka rekrutmen kerja pasca sidang, kabar gembira muncul di akhir ramadhan. Dalam perjalanan mudik dikabarkan bahwa saya lolos di program internship Magenta BUMN. Terima kasih Bapak Erick Tohir meskipun saya sangat membenci anda wkwk.

Hari pertama bekerja di BRI saya ditempatkan sendirian di Departemen Kebijakan — Divisi Finance & Accounting — Direktorat Keuangan. Kepala Divisi kaget karena baru mendengar bahwa ada anak magang yang didistribusikan ke divisi dia. Saya yang tidak paham keadaan pun lebih bingung. Untungnya orang-orang di departemen sangat-sangat hangat dan selalu mengajak saya ngobrol. Saya juga diarahkan untuk pindah ke divisi yang sesuai dengan latar keilmuan saya.

Keesokan harinya saya dipindahkan ke Divisi Market, Portofolio, & Enterprise Risk Management. Awalnya saya disambut agak dingin, terlihat mengerikan suasananya dibanding kemarin, ruangannya pun cenderung lebih sempit. Sampai saya membuka perkenalan: “Nama saya Allif”, semua karyawan langsung mengeluarkan gelak tawa. Ternyata oh ternyata, ada karyawan di sana yang bernama Alif juga. Mas Alif ini langsung mengeluarkan ultimatum, selanjutnya saya dipanggil Anam. Meskipun beberapa kali saya masih sering tertangkap menoleh jika ada yang panggil Mas Alif. Biasanya kami digoda dan dipojokkan karena itu, lucu sekali.

Saya belum bertemu dengan kepala divisinya, tapi ke-3 kepala departemen yang ada sempat mengajak obrol saya satu-satu. Saya dipersilakan untuk membuka diri lebih jauh di depan mereka, hingga akhirnya disepakati bahwa saya ditempatkan di Departemen Enterprise Risk Management, dan di bawah tanggung jawab Mas Moko.

Mas Moko ini salah satu orang spesial di BRI, bukan hanya sosoknya, tapi juga kompetensinya. Di awal saya langsung dekat dengan dia, selain karena sosok kebapakannya, benang merah kami pun cukup banyak. Orang Bandung, kuliah di Bandung, cukup aktif di kampus, pernah luntang-lantung, dan yang paling utama sih kami berdua sama-sama sepakat kalau bunga bank bukan riba (syarat dan ketentuan berlaku) wkwkwk. Mas Moko ini memiliki ruang kerja yang cukup menjorok ke luar dan berhadapan dengan kaca, sangat cocok untuk bersantai. Karena lokasi yang strategis dan diisi oleh orang yang tepat, banyak sekali rekan kerja di divisi yang sering menyinggahi tempat kami, sekedar untuk mengobrol ringan dan melepas penat sebentar dari pekerjaan. Hampir dari setiap orang di divisi pernah melakukan curhat ke Mas Moko.

Karena lokasi meja yang membelakangi beliau, saya juga jadi kecipratan banyak cerita orang-orang. Mau tak mau ketika ada seseorang yang menghampiri, saya pasti ikut menyimak. Ah, indah sekali kalau dipikir-pikir. Karena semua karyawan memiliki strata pendidikan tinggi (dan kampus negeri), setiap hal yang dibicarakan sarat akan nilai. Jarang sekali menemukan obrolan yang kurang berbobot, pasti ada hikmah yang bisa diambil dari setiap interaksi dengan mereka.

Oiya, sampai lupa. Kenapa pula Mas Moko ini spesial bagi BRI, karena beliau adalah ujung tombak CKPN. CKPN itu singkatan dari Cadangan Kerugian Penurunan Nilai. Sederhananya ada nilai (sejumlah uang) yang perlu dijaga oleh BRI agar sewaktu-waktu dalam kondisi terburuk, para nasabah debit mau menarik uangnya, bank masih memiliki cadangan simpanan untuk merealisasikan hak mereka (ingat, uang di bank itu punya kita para nasabah, dan uang yang disimpan kepada bank akan diputar kembali sebagai kredit oleh mereka bukan?).

Kemampuan beliau ini cukup unik dan bukan hal yang mudah di pelajari. CKPN sebagai salah satu komponen yang tercatat di laporan keuangan sebagai counter asset, adalah hal yang tidak mudah dipelajari dan dieksekusi. Bersyukur Mas Moko punya tangan kanan yaitu Mas Andi yang bisa mengeksekusi keilmuan dia. Mereka berdua merupakan kombinasi yang sempurna. Sering dipanggil kemana-mana untuk mengisi workshop CKPN. Mereka berdua memiliki role yang tidak bisa digantikan jika ada yang sakit, sulit dipindahkan atau dipindahtugaskan, dan BRI pasti akan merasa kehilangan jika salah satu atau keduanya memutuskan untuk berhenti.

Mas Moko

Ah iya, hampir lupa. Saya juga mau berterima kasih kepada Mas Fitri. Salah satu orang yang sering saya jadikan rujukan untuk bertanya masalah-masalah kehidupan. Kuliah, karir, nikah, anak, dinamika dunia kerja, komedi, ibadah, sikap, dan segala hal-hal berkesan dari Mas Fitri yang mendorong saya untuk selalu maju dalam hidup. Saya sangat merasa terangkul karenanya.

Hatur nuhun, MPE !!!

3. Fikar

Meskipun punya amanah yang kurang lebih sama selama menempuh masa kuliah, sebetulnya saya bukan orang yang dekat-dekat banget sama Fikar. Jika ada kesempatan ngobrol, biasanya hanya sebatas bertukar informasi dan update info, jarang ada obrolan-obrolan mendalam nan filosofis yang saya lakukan dengan dia. Mungkin karena obsesi dan prinsip hidup kami yang jauh berbeda.

Selama di GAMAIS ITB dan Asrama Salman, Fikar adalah orang yang saya percaya untuk membantu tugas-tugas dan mimpi saya. Menurut saya, Fikar adalah manusia serba bisa, mudah saja bagi saya disuruh ini itu. Menurut Fikar sendiri kelemahan dia ada di perencanaan, beda dengan saya yang jago dalam berencana tapi eksekusi hanya dijadikan wacana. Wkwkwk.

Fikar ini orang yang ceria dan murah senyum, sangat cocok dijadikan frontliner seperti MC dan pembawa acara, Ia juga sangat mudah dalam memecahkan suasana yang runyam.

Sampai suatu ketika saya memiliki obsesi tinggi untuk open mic di GAMAIS, ingin sekali menumpahkan segala keresahan kepada kader-kader. Akhirnya saya meminta bantuan kepada Fikar untuk berduet menyusun dan menumpahkan materi. Alhamdulillah, sangat pecah dan sangat puas, adrenalin kami naik selepas stand up. Meskipun di open mic kami yang ke dua di nikahan Akram Afra sedikit lebih runyam karena terkendala masalah teknis, tapi gapapa.

Persembahan terakhir untuk GAMAIS ITB

So far, hatur nuhun Kar, sudah membantu memenuhi obsesi-obsesi saya selama di kampus.

Ah iya, biar lebih lengkap, makasih juga buat Ardi. Harusnya maneh masuk list 2021 sih Di, wkwkwk.

4. Sobat Jakarta : Anwar dan Jati

Kalau kata Aan, saya adalah alter ego Jati. Saya bukan orang yang dekat-dekat amat dengan Jati selama di HK. Hanya pernah sekelas ketika kelas 12 dan minim sekali interaksi karena menyelami kehidupan yang jauh berbeda. Sampai suatu waktu memasuki kehidupan kampus yang harus diselami, ternyata Jati adalah orang yang paling banyak irisan kegiatannya dengan saya (termasuk irisan penderitaannya). Satu beasiswa, satu organisasi, satu liqo, futsal dan mabol bareng, tinggal bareng di masjid, dan, pernah digebuk orang yang sama wkwkwk (bahkan saya sampai diancam untuk dibunuh). Tapi tadi, obsesi, prinsip, dan sikap kita atas suatu hal atau fenomena jauh berbeda (termasuk memupuk kebencian yang berbeda, selain Erick Tohir wkwk). Saya penyebok Guru Gembul, Jati Haters. Saya tukang ngelike IG Jokowi, Jati penista Jokowi. Saya suka heran sama fans bola, Jati fans bola, Arsenal pula. Saya penista FPI, Jati penyebok FPI. Saya melanggar lalu lintas, Jati sangat keras. Akkh, dipikir-pikir Jati memang penetralisir saya, neo-liberalisme bertemu dengan authoritarian murni.

Sehari setelah sidang, besoknya saya langsung meluncur ke Jakarta bersama Jati menggunakan Karisma kesayangannya. Kami ada jadwal main bola bersama Strekter. Tapi tak disangka, ternyata saya sampai menetap hampir seminggu di rumahnya, waktu yang cukup untuk mengenal Jati sekeluarga.

Anwar adalah orang yang paling sering saya hampiri rumahnya sampai sebelum nikah, selain karena makanan neneknya yang enak-enak lagi banyak, Anwar adalah satu-satunya tempat saya bisa berkeluh kesah. Bulan April-Juli sepi sekali kontrakan karena kawan-kawan pada pulang. Biasanya saya singgah ke tempat Anwar atau sebaliknya. Dibandingkan seorang teman, bagi saya Anwar sudah seperti seorang kakak, tapi kakak yang tidak bijak tentunya wkwk. Seringkali kekhawatiran saya dipatahkan oleh dia.

ITB Ultra 2022 (yang diselenggarakan tahun 2023)

Pokoknya Anwar dan Jati adalah orang yang menghidupi weekend-weekend saya di Jakarta.

5. Sobat Bandung : Aan dan Jahid

Lain lagi di Jakarta, lain lagi di Bandung, mereka ini manusia-manusia marginal dalam masalah percintaan. Pokoknya kalau sama mereka berdua bawaannya overthinking mulu, kayak gaada bahasan lain aja gitu. Meskipun komedi terbaik selalu muncul kalau sama mereka berdua.

Mujahid berhasil mendorong saya untuk balik ke lembur Ayah, suatu hal yang selalu saya tinggalkan kewajibannya untuk bersilaturahim ke keluarga besar mendiang.

Pokoknya makasih, sudah menutup akhir tahun dan membuka awal tahun yang bahagia.

6. Jum

Saya tahu kalau Cendol People of The Year tahun sebelumnya selalu ada Jahid, Jati, Aan, dan Anwar, tapi gaada dia. Kasian banget, kayak termarjinalkan wkwkwk. Anggap aja formalitas lah Jum ini WKWKWK.

Tapi nggak kok, tanpa kehadiran beliau, kebobrokan grup #StopNgelemStopHalu gaakan bisa dinetralisir.

Oiya, karena Jum akhirnya kita bisa jalan-jalan ke luar pulau, ke Belitung!!! Liburan 3 hari yang menyenagkan dan membawa kesan. Rasanya bisa bertahan sampai seminggu ke depan.

Tanjung Tinggi, Pantai Laskar Pelangi. Hidup LGBT!!! (Lelaki Ganteng Berwajah Taehyung)

Hatur nuhun Jum!!! Semoga gak keluar-masuk grup mulu yak, WKWKWK.

7. Akram (dan Afra)

Tahun 2023 ini cukup sering dan cukup intens ngobrol bareng Akram, Masalah-masalah organisasi, manusia, percintaan, tugas akhir, karir, ibadah, atau sekedar nyampah pun, Akram bisa jadi tempat yang tepat untuk menyalurkan segala keresahan. Dulu ketika masih di Bandung, saya dan Jahid sering banget nyuruh Akram ke Dajok. Giliran di Jakarta saya yang ngunjungi pelataran apartemennya. Sama seperti Anwar, meskipun Akram manggil saya dengan sebutan Kak, tapi rasanya saya yang dijadikan adik. Meskipun umurnya lebih muda, tapi sosoknya malah seperti kakak. Bedanya dengan Anwar, Akram beneran bijak wkwkwk.

Salah satu pengumuman yang bikin kaget juga, ketika Afra cerita pas kumpul MPO di istiqlal. Kaget karena ternyata calon suaminya adalah: Akram. Suatu pilihan logis yang gak pernah saya dan kawan-kawan sangka, yaa kami kira orang yang akan bareng Afra bukan di lingkaran kita. Mungkin ustadz-ustadz kondang atau mahasiswa timur tengah, mungkin orang keren yang punya jabatan publik, atau teknokrat yang sekolahnya di eropa.

Bukan berarti Akram adalah orang yang biasa-biasa aja, justru karena hal tersebut kami jadi tidak memandang Akram sebelah mata. Ternyata orang-orang di sekeliling kami adalah orang yang memiliki value di kehidupannya.

Kalau dulu kami (Jahid dkk.) merasa seorang Afra adalah orang yang tidak sekufu dijadikan pasangan, sekarang sih kami rasa: masih sama aja ya wkwkwk. Ternyata Akram itu sangat keren, dan kami yang tidak kemana-mana.

Ah iya, sebetulnya Akram ini adalah seseorang yang mengantarkan saya atas suatu keputusan besar dalam hidup, dan saya masih menunggu plot twistnya.

❤❤❤

Terima kasih Akram dan Afraa, salah dua sosok yang penuh dengan inspirasi. Semoga bisa jadi sepasang suami istri yang bisa merubah dunia. Hidup Anies Baswedan!!

8. Bu Ria (dan segenap dosen, tenaga didik, dan staff prodi Matematika dan Aktuaria ITB)

Saya rasa, saya adalah orang yang gagal menjalani perkuliahan. Perkuliahan yang dimaksud ini segala hal yang berurusan dengan akademik, di luar kesibukan kampus lainnya. IP rendah, matkul ngulang, nilai ujian kecil, lulus telat, ikut lomba gak pernah, nol sertifikasi, minim kompetensi. Kacau pokoknya, sampai-sampai pernah berfikir untuk mengundurkan diri dari ITB. Sebelum intens ngobrol dengan Bu Ria.

Akhir tahun 2021, ketika anak-anak 2018 sudah mulai sempro/seminar 1, saya masih sibuk main-main yang lain. Boro-boro ngerjain TA, boro-boro udah punya topik, dosen pembimbing aja belum punya. Gila. Saya, kalau punya anak kayak saya, pasti udah ditanya tuh: “Kamu serius gak sih ngejalanin kuliah?”. Astagfirullah.

Saya akhirnya konsultasi ke seorang teman jurusan dan dosbing, akhirnya ditetapkan lah seorang dosen: Bu Ria. Beliau merupakan dosen yang -mohon maaf- kurang disukai oleh banyak mahasiswa. Ya karena ini lah, itu lah, tidak perlu saya ceritakan sepertinya. Pikiran-pikiran buruk tentang beliau juga masih merasuki pikiran saya sampai sesaat sebelum menelepon. Hingga akhirnya, ketika saya mengutarakan keinginan saya untuk lulus, beliau memberikan jawaban yang cesss, sangat menyentuh hati. Masih ada orang yang menerima saya. “IPK kamu berapa?”, “Kamu suka matkul apa?”, “Kelemahan kamu di mana?”. Jujur, itu adalah pertanyaan sulit yang bisa saya jawab pada saat itu. Mana mungkin dosen mau menerima mahasiswa dengan IPK rendah dan tidak tahu TA mau ngapain. Saat itu diri saya dikupas satu per satu dan akhirnya beliau menerima saya. Akhir 2021 saya merasa lega.

Apakah awal 2022 saya mengerjakan TA? Tentu saja tidak. Saya baru menyelesaikan seminar 1 di awal september 2022, dan sidang di awal maret 2023. Di antara rentang-rentang tersebut, saya banyak hilangnya. Bu Ria tidak pernah ingat dan memaksa soal itu, sedangkan saya harap-harap cemas atas sikap saya. Tapi setidaknya pertemuan-pertemuan intens 3 bulan sebelum sidang membuka banyak tabir baru dari Bu Ria. Saya makin mengenal sisi keren beliau, banyak dark side kampus dan kehidupan yang beliau buka kepada saya. Saya mengerjakan TA di ruangan beliau, setiap jam makan siang, hampir selalu diajak makan berdua, sesekali mengajak saya ke luar. Seakan saya tempat nyampah berjalan Bu Ria. Segala hal Ia ceritakan kepada saya, sesekali juga mengomeli kebodohan-kebodohan saya.

Akhh, meskipun galak, saya selalu merasa itu adalah tanda sayang kepada saya dan murid-muridnya. Terima kasih Bu Ria, sayang kita belum punya foto berdua. Nanti kalau saya main ke kampus lagi kita foto ya Buu.

9. Wahyu, Takur, dan Jadul

Salah satu keputusan terbaik di sepertiga tahun terakhir adalah: Ketemu Wahyu. Meskipun hampir separuh isi pertemuan hanyalah untuk memenuhi inferioritas beliau dengan cara meroasting saya, tapi karena perkataan-perkataan Wahyu membuka banyak sudut pandang baru tentang kehidupan. Sosok yang dapat membanting saya jika sudah terlalu melangit.

5 tahun lalu, Wahyu adalah orang yang kurus kerempeng, lebih kurus dari Farhan Jati. Wahyu adalah bukti dari kegagalan SMAN 1 Cisarua memenuhi gizi. Makanya, Wahyu sangat mendukung Prabowo demi makan siang dan susu gratis. Lain dahulu, lain sekarang. Wahyu sekarang sudah berkembang badannya. Kulit yang dahulu melapisi tulang belulang, kini sudah terlapisi dengan otot. Otot kawat, tulang besi, hati Jokowi. Saya jadi termotivasi untuk bisa gemuk dan berisi seperti Wahyu. Ia adalah sosok yang mengantarkan saya untuk merutinkan workout setelah pulang kerja.

Flexing

Di garut, saya menyempatkan diri ketemu Zaki Dhiaulhaq aka Jadul barang sehari. Jadul ini (+ Saldap), dulu adalah sosok manusia brengsek yang suka meroasting saya dengan jokes-jokes dan panggilan sampah. Berapa banyak orang yang punya panggilan-panggilan aneh karena dia. Saya saja sudah ada beberapa panggilan hanya dari seorang Jadul. RespiroKoramil lah, Alip Ganja, Alip Walker, Alip Skipping, Park Saerodol. Ngeselin banget cok wkwk. Dulu ketika kelas 12 sering banget digodain ketika baru mulai olahraga, bikin panas dan salting saaatttt. Skipping dari Kuningan ke Bandung, skipping kelilingin ITB. Apa coba? Sampah banget asli.

Tapi memang Jadul ini sosok yang tepat untuk diajak ngobrol berdua dalam waktu lama. Diskusinya lumayan tidak berbobot dan sok mendalam (canda Dul), dan kadang diselingi jokes sampah khas beliau.

Jadul ini sangat kurus ketika SMP, lalu obesitas pas lulus SMA. Satu tahun ke belakang stravanya sangat-sangat aktif gokil, lebih dari 1000 KM tahun 2023. Saya juga diajarkan tips-tips lari dengan nyaman oleh dia. Gokil. Jadi semangat lari karena Jadul.

Dul and Dol

Lalu Takur, Takur ini sebetulnya bukan frontliner, bukan trendsetter, tapi keberadaan beliau dalam kumpul-kumpul pasti sangat terasa warnanya. Jika tidak ada Takur, seperti ada yang kurang. Salah satu tempat cerita hayawan-hayawan Strekter selain Zaini. Seseorang yang bisa masuk ke seluruh elemen ekosistem hayawan.

Belakangan lumayan sering ketemu Takur barang kumpul atau ajak lari bareng Derby Runners. Karena Takur dan Jadul, saya jadi punya ekosistem kecil untuk berolahraga.

#GaSabaRun

Hatur nuhun Wahyu, Jadul, dan Takur. Oiya, makasih juga buat Fajar yang udah nyaranin beli smartwatch, juga kawan-kawan Grup Rasulullah Sixpack dan Grup Lari Salman. Kudos!!!

10. Paceng (Zhilal, Bang Kholid, dan segenap warga komsat japaru)

Bersama PJS Heru Budi

Terakhir dari yang terakhir. The Most People Cendol of The Year, jatuh kepada: Paceng. Tidak perlu saya jelaskan alasannya karena bisa membuat ilfeel. Semoga segala diskusi dan kebodohannya tetap bisa saya simpan dalam memori.

Makasih juga buat sohib kamar yang lain, Zhilal dan Bang Kholid yang sudah membantu banyak dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari. Semoga urusan kalian berdua selalu dimudahkan.

Komsat Japaru!!!

Makasih juga, buat segenap Komsat Japaru. Yasob, Habib, Haikal, Zadi, Hafizh, Rado, Syauqi, Ilyas, Najmi, dan Fatih. Kontrakan paling nyaman yang rasanya sulit ditemukan lagi di tempat lain. Jangan kelewat bangun subuh yaa. Semoga urusan kuliah dan organisasinya selalu dimudahkan juga!!

dan semoga, hubungan kita baik-baik aja satu tahun ke depan.

--

--