Menertawai Kebodohan

Siswa Bodoh
3 min readMar 1, 2024

--

Komedi itu ada banyak jenisnya, ada banyak sebab-sebab yang membangunnya pula. Saya akan mengambil satu sebab umum yang dapat mudah dijadikan suatu komedi, yaitu: Kebodohan.

Dulu, ketika mesantren di Kuningan, di pertengahan masa SMA sedang booming-boomingnya aplikasi Paytren. Setiap orang, setiap waktu, dan di segala tempat, tiada habis-habisnya membahas soal Paytren. Mereka diming-imingi biaya pendaftaran member sebesar 250.000 rupiah, dan mendapatkan keuntungan 75.000 rupiah jika berhasil menggaet satu orang. Lalu, mendapatkan sekian persen bonus jika orang yang kita gaet berhasil menarik orang lain sebagai member.

Banyak forum kecil yang terbentuk untuk menjelaskan keunggulan Paytren. Fitur-fitur seperti isi pulsa sendiri, bayar listrik, dan fitur-fitur lain yang saya tidak ketahui, dijelaskan oleh Mereka si member-member ini. Sembari menjelaskan sembari mengajak, sebagai proses utama jualan mereka.

Puncaknya, diselenggarakanlah satu forum besar yang berisi member-member dan orang-orang yang sudah sangat tertarik untuk join sebagai member, dengan mengundang seorang narasumber dari salah satu kerabat mereka yang sudah mendapatkan untung jutaan rupiah. Di mata tamu undangan pun, forum ini menjadi soft selling bagi dirinya sendiri.

Saya tidak tahu isi forumnya apa dan bagaimana, tapi di akhir acara mereka membuat video yang membakar optimisme mereka.

Video dapat dilihat di IG @official.hayawan, atau di IG saya juga ada.

Isinya kurang lebih seperti ini:

Kami dari: Anak Sukses.

Mengucapkan: Ayo join Paytren!! Tjuss.

Ini video dibuat sekitar akhir tahu 2017, dan diunggah di 2020. Sempat ramai juga di grup WA Hayawan. Komentar dan respon-respon yang keluar, ISINYA KATA-KATA KASAR SEMUA WKWKWK (Gak perlu saya tulis disini wkwkwkwk)

Maksudnya… Buset. Berasa si paling sukses cok!!! 🤣🤣🤣.

Mereka yang terpampang di video, semuanya terkena roasting di WA, wa bil khusus orang-orang yang gagal balik modal. Beberapa dari mereka meminta tanggung jawab karena merasa tertipu atas sebagian mereka wkwkwk. Ah, lucu sekali.

Saya bingung bagaimana mengupas tuntas fenomena di atas, dan menyimpulkannya sebagai suatu kebodohan. Karena optimisme mereka di masa lalu juga tidak dapat dihakimi sebagai suatu keputusan yang bodoh. Pasti keuntungan dan segala risiko yang harus ditanggung juga sudah mereka perhitungkan pada saat itu.

Mungkin terlalu naif jika melabeli mereka sebagai orang-orang bodoh. Masalahnya adalah, apa lagi alasan yang membuat video tersebut terlihat lucu selain kebodohan wkwkwk.

Entahlah, mungkin (asumsi) singkatnya: Mereka join Paytren (adalah kebodohan), mengajak-memelas-memaksa-meminta teman-teman lain untuk join Paytren (adalah kebodohan juga), dan merasa superior dengan melabeli diri sebagai si anak paling sukses (adalah puncak dari kebodohan tersebut).

Aplikasi buatan Yusuf Mansur el Perindo berhasil menghipnotis kawan-kawan saya. Cerita-cerita soal kesuksesan orang tua dan kerabat-kerabat mereka yang sukses menjadi member juga menjadi bahan jualan teman-teman saya. Jujur saya tertarik, dan hampir ketarik. Saya sudah menyiapkan uang untuk menjadi member aplikasi tersebut. Apalagi saya sedang dekat-dekatnya dengan Dicky el Munyuk yang sudah berhasil balik modal dari 300.000 yang Ia keluarkan. Untungnya, rasa pesimis saya untuk menggaet orang lebih dominan dibandingkan rasa optimis.

Meski begitu, bukan berarti saya tidak punya cerita bodoh. Justru banyak sekali. Mungkin kalau ada waktu dan keinginan lebih, bisa saya jadikan novel komedi.

Alih-alih menawarkan Paytren, 2 tahun sebelum Paytren booming, bahkan saya sudah menawarkan konsep: bumi datar. Sumpah goblok banget 🤣🤣🤣 (mohon maaf kalau yang ini gabisa saya tahan).

Maksudnya, biar apa? Biar edgy?? Ya bawa-bawa sains segala lah, bawa-bawa dalil, sok nunjukin pembuktian pake Teorema Pythagoras, Teori Konspirasi Rothschild, Konspirasi Gereja, Freemason, Illuminati, sampai kebohongan Neil Amstrong. Semua itu, Modalnya, cuma akun youtube Flath Earth 101 🤣🤣. Hahahaha blokkk 🤣🤣🤣.

Asli, ketika orang-orang mengakui kemampuan matematika saya, lalu mendeklarasikan diri sendiri sebagai si paling logis dan si paling sains, tapi masi kemakan psuedosains. Wah itu puncak komedi banget sih.

Pokoknya gitu deh ges, setiap manusia pasti ada momen-momen bodohnya.

Kenapa Tuhan tidak menciptakan semua manusia menjadi pintar? Karena jika tidak ada kebodohan di muka bumi ini, hidup tidak akan lucu.

Menertawai kebodohan bukan berarti menormalisasi kebodohan, ia adalah suatu bentuk kebijaksanaan maupun tanda atas penerimaan diri kita di masa lalu.

Tertawa secukupnya, terlalu banyak tertawa membuat hati menjadi mati rasa.

Tertawa lah, sebelum tertawa itu di larang — Warkop DKI

--

--